Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan batubara memastikan tetap fokus menjaga produksi dan penjualan untuk pasar eksisting di tahun 2022. Hal ini tetap dilakukan walaupun ada tawaran menggiurkan dari pemerintah Jerman, yang berniat memenuhi pasokan batubara sebesar 5 juta hingga 6 juta ton dari Indonesia.
Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengungkapkan, saat ini permintaan memang meningkat dari berbagai negara di Eropa akibat kekhawatiran akan ketidakpastian pasokan. Salah satu penyebabnya yakni konflik antara Rusia dan Ukraina.
Dileep pun mengakui, BUMI juga telah menerima permintaan untuk pemenuhan batubara ke sejumlah negara.
"Kami telah menerima pertanyaan dari negara-negara UE tetapi kemampuan kami untuk melayani mereka dibatasi oleh ketersediaan untuk saat ini karena cuaca buruk yang mempengaruhi output," kata Dileep kepada Kontan, Senin (20/6).
Baca Juga: Jerman Minta Pasokan Batubara, Begini Komentar Pelaku Usaha
Dileep melanjutkan, saat ini kegiatan produksi dihadapkan pada fenomena La Nina. Kondisi ini diharapkan membaik pada bulan depan.
Menurutnya, saat ini prioritas BUMI adalah pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri khususnya terkait Domestic Market Obligation (DMO). Selanjutnya, pemenuhan batubara bakal difokuskan pada kontrak-kontrak yang telah ada.
Adapun, jika nantinya seluruh kebutuhan tersebut telah dipenuhi, barulah BUMI bakal membuka peluang untuk memenuhi permintaan pasar baru.
"Setelah output normal semoga mulai bulan depan kami dapat mengejar pasar baru termasuk UE dengan harga internasional yang berlaku," tegas Dileep.
"Saat ini kami masih fokus untuk memenuhi permintaan para pelanggan lama yang telah memiliki kontrak," kata Ira kepada Kontan, Senin (20/6).
Adapun, pada kuartal I-2022, penjualan batubara Adaro ke pasar Eropa hanya sebesar 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News