kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pandemi Covid-19, ekspor sarang burung walet Indonesia naik 2,1% jadi 1.155 ton


Minggu, 17 Januari 2021 / 13:30 WIB
Ada pandemi Covid-19, ekspor sarang burung walet Indonesia naik 2,1% jadi 1.155 ton

Sumber: Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekspor sarang burung walet Indonesia terus naik meski ada pandemi virus corona. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), sepanjang tahun 2020, jumlah ekspor sarang burung walet mencapai 1.155 ton dengan nilai Rp 28,9 triliun. 

Jumlah tersebut naik 2,13% dari pencapaian di tahun 2019 yang hanya 1.131,2 ton dan bernilai Rp 28,3 triliun. 

"Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara dan pendapatan bagi petani," ujar Syahrul seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (17/1). 

Saat ini, sarang burung walet yang diperdagangkan merupakan komoditas binaan dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan untuk produktivitasnya. 

Sementara untuk pendampingan eksportasi mulai dari harmonisasi aturan dan persyaratan teknis sanitasi negara tujuan dan bimbingan teknis sanitari dan keamanan pangan, food safetynya dilakukan oleh Barantan. 

Baca Juga: Menko luhut minta peta jalan pengembangan food estate rampung di April 2021

Menurut Syahrul, melalui Barantan pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap 23 eksportir sarang burung walet lokal sehingga berhasil teregistrasi oleh otoritas karantina pertanian China, GACC (General Administration of Customs of the People's Republic of China). 

Sebab, sebanyak 262 ton atau 23% dari total ekspor sarang burung walet Indonesia dibeli oleh China. 

Sebagai pengekspor sarang walet terbesar di dunia, para pelaku usaha Indonesia banyak menyasar pasar China lantaran harga jual yang lebih tinggi dibandingkan negara tujuan lain, yakni antara Rp 25 juta hingga Rp 40 juta per kilo. 

Namun dengan harga yang lebih tinggi ini, secara khusus China juga mempersyaratkan ketentuan registasi bagi tempat pemroses sarang walet disamping pemenuhan persyaratan teknis. 

Kepala Barantan Ali Jamil menjelaskan, secara keseluruhan, ada 23 negara tujuan ekspor lain bagi sarang burung walet asal Indonesia antara lain Australia, Amerika Serikat, Kanada, Hong Kong, Singapura, Afrika Selatan dan lainnya. 

"Setiap negara tujuan memiliki protokol ekspor masing-masing dan kami selaku otoritas karantina mengawal persyaratan teknisnya, " kata Jamil. (Mutia Fauzia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selama Pandemi, Ekspor Sarang Burung Walet Indonesia Capai Rp 28,9 Triliun".

Selanjutnya: Menko luhut minta peta jalan pengembangan food estate rampung di April 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×