kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Ancaman Krisis Global, Apindo Ingatkan Pengusaha Soal Ini


Senin, 03 Oktober 2022 / 06:45 WIB
Ada Ancaman Krisis Global, Apindo Ingatkan Pengusaha Soal Ini

Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan para pelaku usaha, khususnya eksportir, untuk mulai mengalihkan konsentrasi perdagangan produknya ke pasar dalam negeri ataupun wilayah Asean. Hal ini menyusul dampak buruk krisis global yang mengakibatkan kenaikan inflasi di sejumlah negara, khususnya Amerika Serikat (AS) dan Eropa. 

Hal ini disampaikan Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/10). 

"Ancaman ekspor kita ke pasar AS & Eropa adalah komoditi manufaktur, serta untuk mengantisipasinya dengan mulai mengalihkan negara yang kita impor dan ekspor," kata Benny. 

Baca Juga: Melemahnya Rupiah Terhadap Dolar AS Tingkatkan Beban Usaha Pelaku Bisnis Tanah Air

Benny bilang, dampak buruk dari krisis global ini dapat mengurangi volume ekspor Indonesia hingga tutup tahun nanti. Padahal, ekspor Indonesia pada Agustus 2022 berhasil mencatatkan kinerja positif dengan nilai US$ 27,91 miliar, tumbuh kuat sebesar 30,15% secara tahunan atau year on year (YoY) dan 9,17% secara bulanan atau month to month (MtM). Ekspor ini tercatat sebagai ekspor tertinggi sepanjang masa.

Mengutip catatan KONTAN, secara kumulatif, nilai ekspor dan neraca perdagangan Januari hingga Agustus 2022 masing-masing tercatat sebesar US$ 194,6 miliar dan US$ 34,9 miliar. Keduanya merupakan rekor tertinggi dalam sejarah ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Krisis Ekonomi di Amerika dan Eropa Pengaruhi Kinerja Ekspor Furnitur Tanah Air

Untuk diketahui, peningkatan ekspor Indonesia di bulan Agustus 2022 didorong oleh ekspor migas yang masih tumbuh sangat tinggi mencapai 64,46% YoY.

Sementara itu, ekspor non migas juga mencatatkan pertumbuhan yang mencapai 28,39% YoY. Dari sisi sektoral, sektor pertambangan mencatatkan pertumbuhan tertinggi mencapai 63,17% YoY, disusul pertanian yang tumbuh 31,17% YoY dan manufaktur yang tumbuh 20,61% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×