kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Absen di segmen korporasi, begini strategi Bank Jago (ARTO) menjalankan bisnis


Jumat, 16 Juli 2021 / 06:15 WIB
Absen di segmen korporasi, begini strategi Bank Jago (ARTO) menjalankan bisnis

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) melihat perkembangan digital bergerak sangat cepat yang memberikan peluang untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Direktur Utama Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar bilang akan menyasar segmen menengah dan mass market.

“Kami tidak akan masuk ke segmen korporasi, karena bukan di situlah pengalaman kami dengan layanan konvensional dan syariah sebagai basis layanan. Layanan ini baik untuk perorangan atau pengusaha kecil,” ujar Kharim secara virtual pada Kamis (15/7).

Kendati mengakui bank sebagai institusi paling tepat dalam memberikan layanan keuangan, ia melihat perlunya kerjasama yang erat dengan pelaku yang ada di ekosistem digital. Selain itu, Bank Jago menetapkan diri sebagai perusahaan berbasis teknologi digital.

Baca Juga: Bank Neo Commerce targetkan kucuran kredit Rp 750 miliar via P2P lending

“Guna meningkatkan pertumbuhan masyarakat dengan memberikan layanan yang fokus pada kehidupan sehari-hari nasabah melalui solusi keuangan digital. Dengan adanya digital, apa yang kami lakukan harus relevan kebutuhan keuangan nasabah,” papar Kharim.

Lanjut ia, dalam kesehariannya, masyarakat tidak bisa terlepas dari ponsel pintar dalam mengakses ekosistem digital terutama di tengah pandemi. Setiap penyelesaian kegiatan di ekosistem digital membutuhkan layanan finansial.

“Di situlah Bank Jago melihat harus bekerjasama dengan partner digital ini. Sekarang dengan adanya aplikasi digital, maka layanan harus bisa langsung digunakan di dalam aplikasi partner,” jelas Kharim. 

Ia bilang pada awal minggu ini, Bank Jago dan platform investasi Bibit telah menjalin kerja sama yang memungkinkan pengguna Bibit dapat membuka rekening Bank Jago dalam platform. Juga bisa membeli reksadana dengan sumber dana dari Bank Jago di aplikasi Bibit. 

“Ini yang kami maksud, sehingga layanan perbankan tidak lagi dijual di depan. Tapi jadi pendukung transaksi di ekosistem digital. Ini semua memungkinkan dengan adanya teknologi API (Application Programming Interface),” tutur Kharim.

Baca Juga: Pembiayaan PNM mencapai Rp 22,8 triliun di semester I 2021

Memasuki paruh kedua tahun 2021, Bank Jago melihat perkembangan bisnis bank berada pada jalur yang telah ditetapkan. Hal ini seiring dengan upaya Bank Jago melakukan berbagai kerja sama dengan pelaku fintech di ekosistem digital. 

“Kerja sama tersebut akan berkontribusi terhadap kinerja bank. Sehingga untuk tahun ini sesuai RBB (rencana bisnis bank),kami bisa mencetak laba,” tuturnya. 

Namun dia mengakui bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan bagi industri perbankan. Dia pun berharap dampak ini hanya sementara. Bila dampak pandemi bakal lebih lama, maka Bank Jago akan mengevaluasi proyeksi bisnis. 

Lebih lanjut, Kharim bilang, Bank Jago terus bekerja sama dengan fintech baik di sektor konsumer sehingga meningkatkan transaksi nasabah. Begitu pun dengan kerja sama dengan fintech peer to peer (P2P) lending untuk mengoptimalkan penyaluran kredit bank.

Dia menambahkan, bila pada akhir 2020 penyaluran kredit Bank Jago mencapai sekitar Rp 900 miliar. Nah, di kuartal pertama tahun ini, penyaluran kredit Bank Jago sudah mencapai sekitar Rp 1,3 triliun.

Selanjutnya: Batasan tarik tunai di ATM Mandiri jadi Rp 20 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×