kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sulur bisnis taipan Chairul Tanjung di industri perbankan


Kamis, 21 Oktober 2021 / 11:15 WIB
Sulur bisnis taipan Chairul Tanjung di industri perbankan

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konglomerasi keuangan CT Group kian membesar. Sulur bisnis Taipan Chairul Tanjung di industri perbankan semakin menjuntai setelah sejumlah aksi akuisisi dilakukan lewat Mega Corpora yang menjadi kendaraannya di sektor keuangan. 

Selain menjadi pengendali di dua bank yakni Bank Mega dan  PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), Mega Corpora juga tercatat menjadi investor beberapa bank daerah. Perusahaan menggenggam 24,9% saham Bank Sulteng,  24,08% saham Bank Sulutgo dan telah menyetor investasi Rp 100 miliar di Bank Bengkulu. 

Mega Corpora juga masih akan terus menambah modal kepada bank-bank yang sudah dimilikinya.  Bank Allo yang resmi dicaplok pada Maret 2021 lalu akan kembali melakukan penambahan modal tahun lewat rights issue

CT Group mengambil alih saham bank yang semula bernama Bank Harda itu  sebanyak 73,7% dari pemegang sahamnya terdahulu. Pada Juli 2021, Allo Bank melakukan rights issue sehingga porsi saham Mega Corpora bertambah menjadi 90%. 

Bank berkode saham BBHI ini akan kembali melakukan rights issue tahun ini. Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10,04 miliar atau 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nominal Rp 100 per saham. 

Baca Juga: Kejar Tayang Siaran Televisi Digital, Menanti Aturan Main Penyelenggara Multipleksing

Harganya sudah ditetapkan sebesar Rp 478 per saham sehingga bank yang akan dijadikan CT sebagai bank digital ini akan meraup dana sekitar Rp 4,8 triliun. Rencana rights issue ini sudah direstui dalam RUPSLB yang digelar pada 15 Oktober lalu. 

Namun, dalam rights issue yang kedua di tahun ini, CT Group tidak akan mengeksekusi seluruh haknya. Mengutip prospektus rights issue BBHI, Rabu (20/10), Mega Corpora disebut akan mengalihkan 70% haknya ke beberapa investor strategis. 

"Sesuai dengan surat pernyataan pada 19 Oktober 2021, Mega Corpora selaku pemegang saham utama BBHI dengan kepemilikan 90% telah menyatakan hanya akan mengeksekusi 2,71 miliar saham atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang dimilikinya. Sisanya akan dialihkan ke beberapa investor strategis," tulis managemen dalam prospektus tersebut.

Namun, belum diungkapkan siapa investor strategis baru yang akan masuk ke Allo Bank. Dengan asumsi Mega Corpora hanya akan mengeksekusi 30% haknya maka kepemilikannya di BBHI akan berkurang menjadi 60,8% pasca rights issue. Porsi investor strategis 29,13% dan masyarakat 10%. 

Dana hasil rights issue ini akan digunakan Allo Bank untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan modal inti perseroan menjadi KBMI (kelompok bank modal inti) 2 dengan modal inti Rp 6 triliun-Rp 14 triliun. Selanjutnya, dana itu akan dipakai untuk pengembangan usaha termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau yang dikenal dengan bank digital.



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×