kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentil Menterinya, Jokowi Ingatkan Agar Punya Sense of Crisis


Kamis, 07 April 2022 / 03:55 WIB
Sentil Menterinya, Jokowi Ingatkan Agar Punya Sense of Crisis

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil para menterinya. Kali ini, Jokowi menyinggung para menteri dan kepala lembaga di Kabinet Indonesia Maju mengenai sense of crisis di setiap kebijakan.

Tak hanya kebijakan komunikasi publik, Jokowi mengatakan, jajaran Kabinet Indonesia Maju juga harus mengutamakan sense of crisis di tengah kondisi global saat ini yang juga berdampak kepada masyarakat.

"Anggota kabinet menteri, kepala lembaga agar kebijakan yang diambil itu tepat. Sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita harus memiliki sense of crisis. Harus sensitif pada kesulitan-kesulitan rakyat," tegas Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4).

Jokowi menyoroti sejak adanya gejolak harga dari minyak goreng hingga akhirnya diputuskan kenaikan harga Pertamax tidak ada komunikasi yang disampaikan kepada masyarakat, mengapa dan kenapa kebijakan tersebut diambil pemerintah.

"Tidak ada statement, tidak ada komunikasi, harga minyak goreng sudah 4 bulan, tidak ada penjelasan apa-apa, kenapa ini terjadi. Yang kedua Pertamax, menteri juga tidak memberikan penjelasan apa apa, mengenai ini. Hati-hati. Kenapa Pertamax (naik) ceritain dong kepada rakyat ada empati kita gitu loh. Enggak ada. Yang berkaitan dengan energi enggak ada. Itu yang namanya memiliki sense of crisis yang tinggi," kata Jokowi.

Baca Juga: Program Baru Jokowi, Bantuan Subsidi Upah (BSU) Rp 1 Juta untuk 8,8 Juta Pekerja

Jokowi kembali menegaskan agar menteri hingga kepala lembaga dapat menjelaskan dengan baik mengenai kondisi global yang sulit dan juta latar belakang dari pengambilan kebijakan-kebijakan yang diterapkan.

"Sekali lagi jelaskan situasi global yang sedang sangat sulit. Sampaikan dengan bahasa rakyat dan langkah-langkah yang sudah diambil pemerintah itu apa dalam menghadapi krisis dan kenaikan inflasi dan jangan menimbulkan polemik di masyarakat. fokus kepada bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan, urusan perpanjangan, enggak," tekan Jokowi.

Kondisi global, saat ini dijelaskan ada pada kondisi yang tidak mudah, baik bagi sisi fiskal dan moneter negara. Hampir semua kenaikan inflasi negara-negara di dunia dipengaruhi oleh ekonomi global yang sedang bergejolak.

Misalnya saja Amerika saat ini inflasinya sudah di angka 7,9%, padahal biasanya ada di bawah 1%. Hal yang sama juga terjadi di Uni Eropa di mana inflasinya sudah masuk ke angka 7,5%.

"Angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan. Tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan, enggak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya harga BBM, enggak mungkin. Oleh sebab itu kemarin naik Pertamax," ujar Jokowi.

Jokowi mengingatkan, kewaspadaan akan kenaikan yang tinggi dari harga energi dan juga harga pangan sangat penting dilakukan. Pasalnya di dalam negeri barang-barang kebutuhan pokok juga sudah mulai naik.

Maka itu, Jokowi meminta adanya perhatian pada ketersediaan pasokan dari pangan maupun energi, terlebih menjelang lebaran.

"Betul-betul saya minta ini yang berkaitan dengan kebutuhan pokok dirumuskan betul tidak hanya urusan minyak goreng, tetapi dilihat satu per satu urusan beras seperti apa, urusan kedelai nanti akan seperti apa, urusan gandum nanti akan seperti apa. Kalau kerja ngga detail, kerja ngga betul-betul dilihat betul, dan kita ini diam semuanya. Enggak ada statemen, hati hati. Dianggap kita ini enggak ngapa-ngapain, nggak kerja atau mungkin juga ngga ngapa-ngapain, mungkin enggak kerja," ujar Jokowi lagi.

Baca Juga: Jokowi Minta BLT Minyak Goreng Disalurkan Secepatnya Sebelum Lebaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×