kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor-sektor yang Bisa Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi pada Semester II 2022


Minggu, 07 Agustus 2022 / 19:47 WIB
Sektor-sektor yang Bisa Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi pada Semester II 2022
ILUSTRASI. Wisatawan menikmati pemandangan objek wisata Ulun Danu Beratan saat berkunjung di Tabanan, Bali, Kamis (4/8/2022). Sektor-sektor yang Bisa Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi pada Semester II 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky melihat ada beberapa sektor yang potensial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada semester II-2022. 

Dari beberapa sektor tersebut, sektor manufaktur digadang masih menjadi andalan sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

"Karena investasi di sektor ini masih besar pertumbuhannya. Selain itu, porsi industri manufaktur juga masih besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Kalaupun nanti pertumbuhan tak setinggi periode sebelumnya, tetapi tetap menjadi pendorong pertumbuhan," tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (7/8).

Nah, selain sektor manufaktur, Riefky kemudian memerinci sektor lain yang bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua tahun ini.

Pertama, sektor transportasi pergudangan. Menurutnya, sektor ini tumbuh karena progres pemulihan yang terlihat dan adanya basis rendah pada periode sebelumnya. 

Baca Juga: Pendapatan Merekah, Laba Ramayana (RALS) Melejit 107,69% di Semester I-2022

Kedua, sektor pariwisata dengan meningkatnya mobilitas publik dan pemerintah yang menggalakkan vaksin booster. Masyarakat juga terlihat makin percaya diri untuk bepergian. Selain itu, keketuaan Indonesia untuk G20 pada tahun ini juga akan memicu geliat di sejumlah titik pariwisata andalan Indonesia. 

Ketiga, sektor perdagangan besar dan eceran. Hal ini seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat. Namun, ia mengingatkan risiko inflasi juga bisa menghambat pertumbuhan sektor tersebut. 

Meski begitu, Riefky tetap optimistis daya beli masyarakat tetap akan membaik seiring dengan pemulihan ekonomi. 

Sebaliknya, Riefky melihat potensi penurunan kinerja sektor pertambangan, terutama batubara. Hal ini seiring dengan tren penurunan harga komoditas yang sudah terjadi pada awal paruh kedua tahun ini dan diperkirakan akan berlanjut selama beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Kinerja Industri Manufaktur, Ini Permintaan Pengusaha

Dengan kondisi tersebut, Riefky meyakini pertumbuhan ekonomi pada sepanjang tahun 2022 bisa berada di atas 5% yoy.

"Kami yakin tidak ada perlambatan ekonomi yang signifikan pada semester II-2022, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5% yoy," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×