kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi pendapatan negara periode Januari-September 2021 mencapai 77,7% dari target


Selasa, 26 Oktober 2021 / 07:20 WIB
Realisasi pendapatan negara periode Januari-September 2021 mencapai 77,7% dari target

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, periode Januari 2021-September 2021, pendapatan negara sudah terealisasi Rp 1.354,8 triliun atau 77,7% dari target APBN 2021 yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, dari jumlah tersebut, Rp 850,1 triliun berasal dari penerimaan pajak yang tumbuh 13,2%. “Pendapatan kita mengalami kenaikan yang cukup signifikan, tumbuhnya 16,8% dibandingkan dengan tahun lalu. Ini menggambarkan sesuatu yang sangat positif,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Senin (25/10).

Kabar baiknya, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), serta kepabeanan dan cukai menunjukkan kinerja yang terus membaik.

Baca Juga: Sri Mulyani: Sekarang semua orang ngurusin utang, itu saya senang banget

Dirinya merinci, penerimaan pajak sampai 30 September 2021 sudah mencapai Rp 850,1 triliun, tumbuh 13,2% secara tahunan year on year (yoy). Sedangkan, realisasi kepabeanan dan cukai juga tumbuh signifikan yakni sebesar 29,0% yoy atau mencapai Rp 182,9 triliun. Selanjutnya, kinerja PNBP juga sudah mencapai Rp 320,8 triliun, tumbuh 22,5% yoy.

“Kalau kita lihat, penerimaan pajak ini sudah 69,1% dari target. Kepabeanan dan cukai sudah 85,1% dari target, dan PNBP kita sudah melampaui target atau 107,6% dari target,” jelasnya.

Sementara itu, untuk belanja negara dia mengatakan, hingga 30 September 2021, belanja negara mencapai Rp 1.806,8 triliun atau terkontraksi 1,9%, terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.265,3 triliun serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp 541,5 triliun.

“Untuk keseluruhan APBN, kita mengalami defisit Rp 452 triliun atau 2,74% terhadap produk domstik bruto (PDB). Dibandingkan tahun lalu yang defisitinya Rp 681,4 triliun, terjadi penurunan 33,7%,” kata Sri Mulyani.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan menggambarkan konsolidasi fiskal ini terus berjalan, dan pemulihan ekonomi sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan pemerintah.  

Selanjutnya: Tiga kali hadapi krisis ekonomi, Sri Mulyani beberkan dampak dan penanganannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×