kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan berlebih, harga sewa perkantoran di Jakarta turun


Jumat, 22 Januari 2021 / 06:45 WIB
Pasokan berlebih, harga sewa perkantoran di Jakarta turun

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar sewa perkantoran sedang mengalami kelesuan. Pemulihan permintaan ruang perkantoran membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Selain karena faktor external seperti pandemi covid-19 dan ekonomi yang belum pulih ditambah faktor internal sektor ini sendiri di mana masih ada ketidakseimbangan antara pasokan yang masuk dengan daya serap pasar. Mungkin tahun depan kita bisa melihat keseimbangan tersebut," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto kepada kontan.co.id, Kamis (21/1).

Ia menjelaskan, akibat terdampak pandemi yang menyebabkan lesunya pasar perkantonya, banyak perusahaan yang memperketat dan mengalokasikan pengeluarannya untuk hal-hal yang sifatnya prioritas.

Mereka kemudian menunda ekspansi pembukaan kantor baru. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang merampingkan sebagian operasionalnya dengan memperkecil ruang kantor yang disewa.

Baca Juga: Bisnis sektor perkantoran Ciputra Development (CTRA) tertekan

Ferry sempet melihat iklan gedung-gedung perkantoran yang ditawarkan dengan harga rendah atau melakukan aksi banting harga dengan nominal puluhan ribu rupiah per meter persegi, dilengkapi furnitur, dan siap pakai.

"Itu harga sewanya memang murah banget sih, tapi pas saya lihat itu semua sebenernya gedung office strata title alias gedung yang dijual per unit. Jadi kemungkinan yang ditawarkan di iklan tersebut adalah unit-unit yang sudah dimiliki oleh pembeli individu/perusahaan, bukan gedung ataupun unit yang dimiliki pengembang," jelas Ferry.

Menurutnya, salah satu penyebab harga sewa perkantoran murah karena pasokannya melebihi permintaan atau oversupply.

Ia menyebut, para pemilik individu ini sekarang sedang pusing karena pasar sewa lesu, tapi beban mereka tambah berat karena tetap ada kewajiban untuk bayar service charge (SC) bulanan yang nilainya cukup besar.

"Jadi perkiraan saya itu karena mereka pusing bayar beban SC sementara properti nya tidak menghasilkan income, makanya daripada mereka kosong dan mesti bayar SC mendingan ditawarkan dengan sewa yang murah jadi tidak harus mengeluarkan biaya untuk bayar SC ke pengelola gedung, makanya kalau ada yang nawar mereka akan kasih karena SC nya kan ditanggung penyewa," kata Ferry.

Baca Juga: Hadapi tekanan penyewaan ruang kantor, begini strategi Intiland (DILD) ke depan



TERBARU

×