kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik kesiapan industri ban domestik di era industri mobil listrik


Senin, 20 September 2021 / 10:05 WIB
Menilik kesiapan industri ban domestik di era industri mobil listrik

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) menilai bahwa masih diperlukan waktu untuk meningkatkan permintaan ban mobil listrik di Indonesia.

Ketua Umum APBI Aziz Pane berpendapat, industri kendaraan listrik di Indonesia masih dalam tahap pengembangan awal. Ada banyak hal yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat pengguna kendaraan listrik. Misalnya, cara mengisi daya listrik pada mobil listrik hingga cara merawat atau memperbaiki mobil listrik yang bermasalah.

Sosialisasi terhadap hal yang mendasar tersebut bisa mempengaruhi permintaan mobil listrik di masa mendatang. “Dari situ, demand terhadap ban akan muncul setelah banyak orang yang memakai mobil listrik,” kata Aziz, Minggu (19/9).

Menurutnya, ban mobil listrik identik dengan beratnya yang lebih ringan dari ban untuk mobil konvensional, serta mengedepankan aspek ramah lingkungan.

Baca Juga: Bridgestone: Belum ada pertumbuhan permintaan ban untuk mobil listrik di Indonesia

Di sisi lain, Aziz menjelaskan, saat ini terdapat fenomena menarik dalam industri ban global. Dalam hal ini, perusahaan ban asal Jerman, Continental Tires, akan memulai produksi ban yang terbuat dari bunga Dandelion pada 2022 mendatang.

Bunga Dandelion dianggap lebih efisien dan ramah lingkungan sebagai bahan baku ban ketimbang tanaman karet. Ban yang terbuat dari Dandelion juga dipandang cocok untuk dipakai pada mobil listrik. Tak hanya Continental, produsen ban dari India dan China juga mulai ancang-ancang beralih menggunakan bahan baku bunga Dandelion.

Sayangnya, meski tanaman bunga Dandelion bisa tumbuh di Indonesia, belum ada tanda-tanda pemanfaatan bunga tersebut untuk menjadi bahan baku produksi ban oleh perusahaan-perusahaan ban yang beroperasi di tanah air. “Ketika mobil listrik muncul, bahan baku baru pembuatan ban juga muncul. Industri karet alam yang selama ini memasok bahan baku ban perlu memperhatikan fenomena ini,” ungkap Aziz.

Selanjutnya: Menteri Investasi: Hyundai akan produksi mobil listrik di Indonesia pada Mei 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×