kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih pandemi, rasio kecukupan modal perbankan ada di level 24,18% pada kuartal I


Kamis, 06 Mei 2021 / 06:45 WIB
Masih pandemi, rasio kecukupan modal perbankan ada di level 24,18% pada kuartal I

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan kepada kualitas kredit perbankan hingga kuartal pertama 2021. Agar kualitas kredit masih bisa terkontrol, bankir tetap mengoptimalkan pencadangan guna membendung potensi pemburukan kualitas kredit.

Adapun Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan rasio prudential sektor jasa keuangan masih terjaga dengan baik dalam kondisi yang stabil. Bahkan Ia menyebut ada tanda-tanda perbaikan yang lebih terlihat dibandingkan bulan sebelumnya

“Dapat kami sampaikan, hingga Maret 2021, perbankan masih menunjukkan permodalan yang kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) pada level 24,18%. Profil risiko lembaga jasa keuangan pada Maret 2021 terjaga pada level yang terkendali. Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai," kata Wimboh pada Rabu (5/5).

Baca Juga: Pembiayaan multiguna Adira Finance turun hingga 30% pada kuartal I 2021

Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk secara konservatif membentuk pencadangan (CKPN) sebesar Rp 4,81 triliun pada Maret 2021. . Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan nilai itu meningkat 127,7% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 2,11 triliun.

Novita menyatakan sesuai PSAK 71 perbankan menyesuaikan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), lebih besar dibanding sebelumnya. Lantaran PSAK 71 mewajibkan perusahaan untuk menyediakan pencadangan secara forward looking

“Dampak penerapan PSAK baru ini bisa saja berakibat pada penurunan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR). PSAK 71 mengharuskan perbankan untuk menghitung CKPN dengan menambahkan prediksi masa depan atau kerugian yang diperkirakan (expected loss),” paparnya kepada KONTAN pada Senin (3/4).

Kendati demikian, BNI tetap mencatatkan kenaikan CAR menjadi ke posisi 18,1% pada kuartal pertama 2021. Nilai itu meningkat dibanding dengan tahun kuartal keempat 2020 pada posisi 16,8%. 

Baca Juga: MDI Ventures dan KB-MDI Centauri suntik modal ke penyedia layanan keuangan Cermati

“Hal itu berkat berbagai langkah yang kami lakukan sehingga dapat menahan kecenderungan penurunan CAR, salah satunya adalah dengan penerbitan Tier 2 Subordinated Notes sebesar US $ 500juta dengan bunga sebesar 3,75% per tahun untuk tenor 5 tahun,” kata Novita. 

Ia melihat mulainya pemulihan perekonomian akan diikuti oleh perbaikan bisnis para debitur sehingga jumlah debitur yang membutuhkan restrukturisasi pun menurun dan dapat bergerak sendiri untuk berkembang. Maka kebutuhan BNI untuk memupuk CKPN akan dapat berkurang. Dengan demikian, penguatan CAR pun menjadi sangat memungkinkan, untuk mendukung pertumbuhan bisnis. 



TERBARU

×