kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Luhut Panjaitan minta impor produk alat kesehatan ditekan


Rabu, 16 Juni 2021 / 04:15 WIB
Luhut Panjaitan minta impor produk alat kesehatan ditekan

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyoroti tingginya impor alat-alat kesehatan. Ia mengatakan, penyerapan produk alat kesehatan dalam negeri masih cukup rendah dibandingkan produk impor.

Bahkan untuk anggaran 2021. pemesanan alat kesehatan dalam negeri hanya sebesar Rp 2,9 triliun, sedangkan pemesanan alat kesehatan impor lima kali lebih besar, yakni Rp 12,5 triliun.

Untuk itu, Luhut menyampaikan perlunya meningkatkan belanja alat kesehatan dalam negeri minimal sebesar Rp 6,5 triliun untuk 5.462 barang anggaran 2021. Selain itu perlu peningkatan kapasitas produksi alat kesehatan dalam negeri dan investasi di bidang alat kesehatan melalui e-katalog.

“Dua minggu lalu saya dengan Menteri Perhubungan pergi ke Korea, saya juga pergi  ke Tiongkok dengan Wakil Menteri Kesehatan. Kemudian melihat betapa masih banyaknya kita mengimpor alat-alat kesehatan yang ternyata kita sendiri bisa memproduksinya dalam negeri,” kata Luhut dalam konferensi pers upaya peningkatan penggunaan PDN bidang alat kesehatan, Selasa (15/6).

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal tudingan membiarkan tenaga kerja asing

Sebenarnya kemampuan produksi alat kesehatan dalam negeri yang dimiliki Indonesia cukup lumayan. Yakni, dari 358 jenis alat kesehatan sudah bisa diproduksi di dalam negeri, 79 jenis alat kesehatan sudah mampu mensubstitusi atau menggantikan produk impor kebutuhan nasional.

Luhut menambahkan, saat ini Indoensia  membutuhkan 12.000 alat Ultrasonografi (USG). Sebelumnya Indonesia selalu mengimpor USG tersebut dari luar. Ia berharap alat tersebut bisa dibuat di Indonesia sehingga bisa menghemat.

Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta tidak ada impor-impor barang alat kesehatan.

Luhut menyebut, belanja bidang kesehatan hampir mencapai Rp 490 triliun per tahun. “Kalau bisa hemat sampai Rp 200 triliun dalam satu tahun, bisa dibayangkan betapa pemborosan kita selama ini begitu tinggi,” jelas Luhut.

Selanjutnya: Soal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, China janji selesaikan di 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×