kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biaya pengiriman barang keluar negeri mengalami peningkatan hingga 40%, ini sebabnya


Kamis, 03 Desember 2020 / 05:15 WIB
Biaya pengiriman barang keluar negeri mengalami peningkatan hingga 40%, ini sebabnya

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyebut, tarif pengiriman barang ke luar negeri alami kenaikan 30%-40% akibat berkurangnya bolume ekspor impor dari hampir semua negara di dunia.

"Kenaikan biaya pengiriman akibat pandemi covid 19 sanget wajar karena berkurangnya volume ekspor impor dari hampir semua negara di dunia yang berakibat pengurangan jadwal kapal, penerbangan yang juga terjadi hampir di seluruh dunia," jelas Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita kepada kontan.co.id, Selasa (2/11).

Sehingga menurutnya, kapasitas logistik di seluruh dunia menjadi terbatas, dan menyebabkan biaya nya naik untuk menutupi biaya karena belum normalnya volume perdagangan dunia.

Selain itu, Zaldi menyebut, harga pengiriman per kontainer alami kenaikan, yang diakibatkan karena kontainer terbatas terjadi diseluruh dunia, akibat dari belum pulihnya perdagangan dunia karena pandemi covid-19 dan belum berimbangnya aliran container secara internasional.

PT SLJ Global Tbk (SULI) sebagai emiten yang bergerak di bidang pengolahan kayu juga mengaku, tarif ekspor menggunakan kontainer keluar negeri khususnya Amerika alami kenaikan.

Baca Juga: Pemodal Ventura Mengincar Startup Sektor Tahan Banting Pandemi

"Kalau dulu pakai kontainer, tarif per kontainernya US$ 100 sekarang bisa sampai US$ 200, mau tidak mau saat ini selain pakai kontainer kita menggunakan Kapal Break Bulk. Kalau pakai kontainer biaya pengiriman naik terlalu signifikan akan mengganggu cashflow kita," jelas Wakil Presiden Direktur SLJ Global.

Hal tersebut membuat terjadinya peningkatan harga jual produk yang di ekspor ke luar negeri sekitar 10%-15% pada kuartal terakhir ini dan harga lock nya juga ada kenaikan sekitar 5%.

David menyebut, untuk pengiriman internasional ada sedikit peningkatan pada kuartal terakhir untuk tujuan Amerika karena bahan baku juga meningkat. "Di akhir tahun ini kondisi mulai membaik dan stok bahan meningkat mungkin kenaikannya belum tentu signifikan dibarengi dengan biaya lock menggunakan kontainer juga naik," katanya.

Dalam satu bulan pihaknya bisa melakukan ekspor 10 ribu kubik, dan dalam satu bulan pihaknya bisa menggunakan sekitar 250 kontainer untuk melakukan pengiriman. "Jadi kontainer tidak cukup mau tidak mau pakai kapal break bulk," ujar David.

Selanjutnya: Wamendag sebut sejumlah bisnis masih bisa tumbuh di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×