kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uni Eropa berencana terapkan sanksi ke China, ini peringatan Beijing


Rabu, 17 Maret 2021 / 13:29 WIB
Uni Eropa berencana terapkan sanksi ke China, ini peringatan Beijing

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Uni Eropa merencanakan untuk menerapkan sanksi atas pelanggaran hak asasi manusia kepada China. Namun, Beijing memperingatkan Uni Eropa pada Selasa (16/3/2021), bahwa China tidak akan menyerah jika Brussel ikut campur dalam urusan dalam negerinya.

Melansir Reuters, Duta Besar Uni Eropa pada hari Rabu diharapkan memberikan lampu hijau untuk penerapan sanksi dalam menanggapi dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim Uighur di China.

"Kami menginginkan dialog, bukan konfrontasi. Kami meminta pihak Uni Eropa untuk berpikir dua kali," kata Zhang Ming, duta besar China untuk blok 27 negara, dalam seminar online pada hari Selasa. "Jika beberapa orang bersikeras untuk melakukan konfrontasi, kami tidak akan mundur."

Menurut diplomat UE kepada Reuters pekan lalu, tindakan UE yang diharapkan akan terdiri dari larangan perjalanan dan pembekuan aset terhadap empat pejabat China serta satu entitas.

Baca Juga: Amerika: Hubungan kami dengan China kolaboratif ketika bisa, bermusuhan ketika harus

Zhang menolak tuduhan penganiayaan dan kerja paksa terhadap warga Uighur di wilayah paling barat China, Xinjiang, dengan mengatakan "para pembenci China" menyebarkan kebohongan demi keuntungan politik.

Dia juga memperingatkan Uni Eropa agar tidak mengaitkan kesepakatan investasi yang dicapai kedua belah pihak pada bulan Desember dengan masalah hak asasi manusia atau tindakan Beijing di Hong Kong. 

Baca Juga: Pertama di Eropa, Belanda putuskan China lakukan genosida

"Masalah ekonomi seharusnya tidak dipolitisasi," kata Zhang.

UE menganggap pakta investasi memberi perusahaan Eropa akses yang lebih baik ke pasar China dan memperbaiki hubungan perdagangan yang tidak seimbang. Tetapi masalah hak asasi manusia dapat membuatnya sulit dijual kepada anggota parlemen UE, yang persetujuannya akan diperlukan agar kesepakatan itu berlaku.

Selanjutnya: Tolak tuduhan genosida di Xinjiang, China: Pintu kami terbuka untuk PBB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×