kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simpanan nasabah bank dengan nominal di atas Rp 5 miliar masih tinggi, ini pemicunya


Selasa, 26 Januari 2021 / 08:35 WIB
Simpanan nasabah bank dengan nominal di atas Rp 5 miliar masih tinggi, ini pemicunya

Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengalami tren penurunan sejak awal kuartal IV-2020, simpanan di perbankan dengan nilai lebih dari Rp 5 miliar masih tercatat tumbuh tinggi sampai akhir tahun lalu. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat sampai November 2020 pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) kategori ini tumbuh 15,7% (ytd). paling tinggi dibandingkan kategori lain yang bahkan tumbuh di bawah 10%. 

Sejumlah bank mengaku pertumbuhan nasabah prioritas mereka yang menyimpan duit lebih dari Rp 2 miliar tumbuh cukup signifikan. 

Direktur Treasury & International Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Panji Irawan menyebut hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan aset nasabah yang dikelola Bank Mandiri.

Asset under management (AUM) dari nasabah private kami sampai akhir tahun lalu tumbuh 23% dimana komposisi terbesar ada pada portofolio surat berharga,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (25/1).

Adapun DPK nasabah tajir Bank Mandiri menurut Panji berkontribusi atas 16% total DPK bank berlogo pita emas ini. Sampai November 2020, Bank Mandiri tercatat berhasil menghimpun DPK senilai Rp 866,422 triliun. 

Baca Juga: Tak hanya tahan suku bunga acuan, BI juga tempuh kebijakan lanjutan ini

Sementara itu Chief Retail and SME Business PT Bank Commonwealth Indonesia Ivan Jaya menjelaskan bahwa kondisi pandemi di awal tahun lalu memang turut mempengaruhi pertumbuhan simpanan para nasabah tajir. 

“Pandemi dan pemilihan Presiden AS jadi salah satu pendorong masyarakat menyimpan lebih banyak dana di perbankan. Ini pula yang mendorong pertumbuhan dana simpanan di atas Rp 2 miliar kami sebesar 5% tahun lalu,” ungkapnya. 

Ivan menambahkan, dana kelolaan bisnis wealth management Bank Commonwealth Indonesia juga tumbuh cukup baik, terutama juga dari portofolio obligasi negara yang tumbuh 15%. 

Yang menarik Ivan bilang, pertumbuhan justru ditopang oleh investor-investor anyar. kemudian lini bisnis bancassurance pun tercatat tumbuh lebih sampai 20%. 

Meski demikian Ivan bilang, tren ini akan mulai berkurang seiring optimisme ekonomi pasca pandemi. investor disebutnya akan lebih memilih instrumen yang tinggi risiko untuk imbal hasil yang lebih tinggi. 

Selanjutnya: Bank Digital Jadi Medan Tempur Baru Industri Perbankan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×