kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selain cabai dan bawang, ini bahan pangan yang mengalami kenaikan harga


Senin, 09 November 2020 / 09:17 WIB
Selain cabai dan bawang, ini bahan pangan yang mengalami kenaikan harga

Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pangan mengalami kenaikan di awal bulan November. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, hampir seluruh bahan pangan mengalami kenaikan harga, tetapi ada sebagian bahan pangan yang kenaikannya cukup menonjol.

"Hampir semua naik, tetapi ada yang menonjol, yang kelihatan ritmenya dari 2 minggu terakhir, yakni cabai-cabian, bawang merah, dan bawang putih, itu mulai naik," ujar Abdullah kepada Kontan, Minggu (8/11).

Dia menerangkan, saat ini harga cabai merah besar di Jakarta sudah mencapai Rp 52.000 per kg, cabai rawit merah sekitar Rp 34.000, bawang merah berkisar Rp 39.000, bawang putih Rp 30.000.

Berdasarkan data data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per Jumat (6/11), harga cabai merah besar mencapai Rp 44.050 per kg, meningkat dari awal Oktober (1/10) yang sekitar Rp 40.000 per kg. Sementara, harga cabai merah keriting pada Jumat lalu sekitar Rp 42.200 per kg, lebih tinggi dari awal oktober (1/1) yang sebesar Rp 36.700 per kg.

Lalu, bawang merah mencapai Rp 36.700 per kg, lebih tinggi dibandingkan awal Oktober (1/1) yang sebesar Rp 30.250 per kg, dan bawang putih sekitar Rp 28.100 lebih tinggi dari awal Oktober yang sekitar Rp 26.500 per kg. Dia juga menyebut, pada Sabtu dan Minggu, komoditas yang kerap mengalami kenaikan seperti ayam, telur, minyak goreng, juga sayur dan mayur.

Baca Juga: BI prediksi akan terjadi inflasi 0,18% mom pada November 2020

Menurut Abdullah, kenaikan harga ini ini tak disebabkan oleh permintaan yang meningkat tetapi lantaran kurangnya pasokan bahan pangan di pasar. "Permintaan tetap standar tidak ada kenaikan, justru sempat turun di awal-awal bulan lalu. Tetapi memang produksinya tidak banyak. produksi di pasar tidak banyak," katanya.

Dia juga berpendapat, penurunan produksi sebagian besar disebabkan oleh la nina, yang menyebabkan curah hujan cukup tinggi dan berdampak pada berbagai komoditas seperti cabai dan lainnya. Selain itu, dia juga menilai penurunan produksi disebabkan petani yang tidak memiliki modal untuk berproduksi.

Karena itu, Abdullah pun meminta supaya pemerintah mengantisipasi kenaikan harga menyiapkan produksi dan pendistribusiannya. Dia khawatir harga sejumlah komoditas pangan seperti cabai, sayur mayur, bawang merah hingga beberapa komoditas lain yang pasokannya minim akan mengalami kenaikan harga, mengingat sebentar lagi akan menjelang perayaan natal dan tahun baru.

"Langkah pertama memang sebaran produksi. Itu sebenarnya sudah harus dilakukan jauh-jauh hari, karena kan tanam sekarang belum tentu bisa panen bulan depan. itu yang perlu diantisipasi," katanya.

Selanjutnya: La Nina Datang, Pemerintah Kalang Kabut Menjaga Ketahanan Pangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×