kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi Covid-19 mempengaruhi produksi dan penjualan komoditas mineral Indonesia


Senin, 15 Februari 2021 / 10:25 WIB
Pandemi Covid-19 mempengaruhi produksi dan penjualan komoditas mineral Indonesia

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 ikut mempengaruhi tingkat produksi dan penjualan komoditas mineral Indonesia sepanjang tahun 2020. Apalagi, produksi dan penjualan mineral juga dipengaruhi oleh faktor pasar (demand) serta pergerakan harga komoditas global.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto membeberkan bahwa dari sisi produksi, sebagian besar mineral realisasinya di bawah target. Namun sebaliknya, sebagian besar komoditas melebihi target pada sisi penjualan.

Rincinya, pada tahun lalu realisasi produksi tembaga sebesar 268.600 ton atau hanya mencapai 92% dari target. Lalu produksi emas tercatat 66,2 ton atau 93% dari target. Untuk perak realisasi produksi di 2020 tercatat 338,1 ton atau 99% dari target. Produksi timah lebih di bawah target, yakni 52.600 ton atau hanya memenuhi 75% dari target.

Realiasi yang melampaui target berasal dari produksi olahan nikel yang sebanyak 2.316.500 juta ton atau 120% dari target. Yang terdiri dari Feronikel 1.462.300 ton dan Nickel Pig Iron sebanyak 860.500 ton.

Baca Juga: Rogoh dana Rp 69,19 miliar, begini strategi eksplorasi mineral Aneka Tambang (ANTM)

Sedangkan produksi nikel matte sebanyak 91.700 ton atau 127% dari target. "Memperhatikan data di atas, dengan adanya covid berdampak terhadap produksi mineral 2020 bahwa sebagian besar produksi di bawah target kecuali olah nikel yang justru mengalami kenaikan," ungkap Sugeng saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (14/2).

Dari sisi penjualan, pada tahun lalu penjualan komoditas tembaga sebanyak 264.600 ton atau 132% dari target. Untuk komoditas emas, penjualan tercatat 81,4 ton atau 215% dari target. Lalu perak, realisasi penjualan sebesar 343 ton atau 188% dari target.

Realisasi penjualan yang melebihi target juga terjadi pada olahan nikel dengan 2.184.000 ton atau 107% dari target. Kinerja penjualan yang di bawah target adalah timah yang tercatat sebanyak 68.200 ton atau 93% dari target, serta nikel matte sebanyak 71.500 ton atau 98% dari target.

"Penjualan untuk beberapa komoditas mengalami kenaikan, kecuali produk timah dan nikel matte yang tidak mencapai target," ungkap Sugeng.

Dari jumlah itu, penjualan di dalam negeri untuk komoditas tembaga sebanyak 66.700 ton. Untuk emas sebanyak 37,1 ton, dan perak 79,4 ton. Lalu, timah sebanyak 2.900 ton, feronikel 337.000 ton dan nickel pig iron sebanyak 411.000 ton.



TERBARU

×