kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ngebut, pembentukan holding baterai ditargetkan kelar Juni 2021


Jumat, 05 Maret 2021 / 09:15 WIB
Ngebut, pembentukan holding baterai ditargetkan kelar Juni 2021

Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pembentukan holding baterai masih gencar dilakukan. Bahkan, pemerintah pun optimistis, holding baterai bakal rampung pada bulan Juni 2021.

Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Battery BUMN sekaligus Komisaris Utama PT Mind ID Agus Tjahajana menjelaskan, target pembentukan holding ini bahkan bisa lebih cepat dari target Juni tahun ini.

"Untuk target paling tidak Juni 2021 sudah lahir. Tapi melihat perkembangannya saya pikir bisa lebih cepat," kata dia dalam diskusi virtual, Kamis (4/3).

Agus melanjutkan, holding tersebut yang melibatkan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina (Persero), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).  Nantinya, holding tersebut akan diberi nama Industri Baterai Indonesia (IBI).

Baca Juga: Dongkrak demand kendaraan listrik, konsorsium baterai BUMN berharap ada insentif

Agus menambahkan, IBI bakal mengembangkan industri baterai kendaraan listrik dengan kapasitas mencapai 30 GWh dari hulu hingga hilir.

Demi memenuhi target ini, kebutuhan investasi diperkirakan mencapai US$ 13 miliar untuk rentang waktu 2026 hingga 2030.

Nilai investasi ini berpotensi meningkat seiring peningkatan kapasitas. Agus mengungkapkan jika nantinya kapasitas meningkat mencapai 140 GWh pasca 2030 maka nilai investasi bisa mencapai US$ 17 miliar. Agus mengungkapkan demi memenuhi nilai investasi ini maka langkah menggandeng mitra luar negeri bakal dilakukan.

Agus menambahkan, saham untuk keempat perusahaan BUMN akan memiliki share yang sama rata.

"Nanti kami lihat lagi dihitung, saya kira share nya seperempat-seperempat " kata Agus.

Selanjutnya: Pengamat: Perusahaan BUMN perlu dukungan pemerintah untuk penguatan daya saing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×