kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM instruksikan eksplorasi wilayah yang telah terbukti memiliki cadangan


Kamis, 04 Maret 2021 / 18:40 WIB
Menteri ESDM instruksikan eksplorasi wilayah yang telah terbukti memiliki cadangan

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menginstruksikan kegiatan eksplorasi dapat dilakukan pada sejumlah cekungan yang telah terbukti memiliki cadangan. Adapun, kegiatan eksplorasi ini ditargetkan terus berlangsung hingga tahun 2024 mendatang.

Arifin mengungkapkan dari total 128 cekungan yang ada masih ada sekitar 68 cekungan yang belum dilakukan eksplorasi. Padahal, ada kebutuhan untuk memenuhi permintaan gas dalam beberapa tahun ke depan.

"Kebutuhan gas kita meningkat untuk 2 dekade, meningkat 2 kali lipat. Produksinya juga diharapkan meningkat sesudah 2022 ada tambahan dari Masela dan Selat Makassar, kita sedang eksplorasi lapangan  baru untuk suplai gas," ungkap Arifin dalam diskusi virtual, Rabu (3/3).

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan dari total 128 cekungan baru 20 cekungan yang berproduksi.

Baca Juga: Ini arahan SKK Migas soal pencarian mitra di Blok Rokan

Sementara sebagian lainnya ada yang telah terbukti memiliki temuan cadangan namun belum berproduksi dan ada yang tidak memiliki temuan cadangan serta 68 lainnya belum dilakukan eksplorasi sama sekali. "Pak Menteri tugaskan sampai 2024 semua temuan cadangan sudah harus dilakukan survei seismik untuk lengkapi data," papar Dwi dalam kesempatan yang sama.

Dwi memastikan, dengan melengkapi data dari temuan cadangan yang ada maka akan menjadi nilai plus dalam upaya menggaet investor di sektor hulu migas. Nantinya, pemerintah berkesempatan menawarkan lapangan yang ekonomis kepada para investor.

Selain itu, Dwi memastikan decline produksi migas yang terjadi sejak 1998 membutuhkan penemuan skala besar demi memangkas gap suplai dan demand. "Kita akan lanjutkan dengan upaya tutup gap di dalam masalah ketahanan energi. Sudah bertahun-tahun sejak 1998 decline terus," pungkas Dwi.

Selanjutnya: Bakal kelola Blok Rokan, ini empat komitmen Pertamina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×