kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM: Mega proyek 35.000 MW berpotensi molor ke 2030


Rabu, 27 Januari 2021 / 07:05 WIB
Kementerian ESDM: Mega proyek 35.000 MW berpotensi molor ke 2030

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan penyesuaian mega proyek 35.000 MW membuat proyek berpotensi molor ke 2030.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menjelaskan dampak pandemi covid-19 menyebabkan terjadinya penghitungan ulang proyeksi kebutuhan listrik. "Dari hasil perhitungan sementara terjadi penurunan proyeksi pertumbuhan listrik," jelas Rida di Jakarta, Selasa (26/1).

Rida melanjutkan, dengan penyesuaian tersebut maka penyelesaian alias Commercial Operation Date (COD) pembangkit harus disesuaikan dengan demand listrik. Rida menambahkan, megaproyek 35.000 MW diprediksi baru akan rampung pada 2030 mendatang. Asal tahu saja, sedianya proyek 35.000 MW ditargetkan rampung pada 2028.

Merujuk data Kementerian ESDM, per November 2020 realisasi proyek 35.000 MW mencapai 233 unit setara 9.734 MW atau 27,81%.

Baca Juga: Pemerintah batasi jam nyala diskon tarif listrik 450 VA dan 900 VA subsidi

Adapun, realisasi tersebut didominasi COD sejumlah pembangkit antara lain PLTGU Muara Karang (341,3 MW), PLTU Kaltim Unit 2 (100 MW), PLTU Kaltim 4 (2X100 MW), PLTU Bengkulu (100 MW), PLTGUGrati Add on Blok 2 (195,3 MW) dan PLTU USC Jawa 7 Unit 2 (1050 MW).

Selain itu, 91 unit dengan total kapasitas 17.853 MW atau 50% dari total kapasitas proyek tengah dalam tahapan konstruksi. Sementara ada 18% atau setara 45 unit dengan total kapasitas 6.528 MW telah berkontrak namun belum konstruksi.

Sementara itu untuk yang dalam tahapan perencanaan dan pengadaan mencapai 54 unit atau sekitar 5% dengan kapasitas total 1.563 MW. Masih ada 54 unit dengan kapasitas 1.563 MW yang belum berkontrak atau PPA. "PLN melakukan negosiasi ulang dengan IPP terkait proyek-proyek pembangkit yang berpotensi dapat dimundurkan tahun COD untuk antisipasi over supply," kata Rida.



TERBARU

×