kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kehadiran perguruan tinggi asing dinilai bakal merugikan PTS kecil


Sabtu, 05 Desember 2020 / 14:07 WIB
Kehadiran perguruan tinggi asing dinilai bakal merugikan PTS kecil

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) menyoroti wacana pembukaan perguruan tinggi Monash University di Indonesia. Asosiasi menilai, kehadiran perguruan tinggi asing di Indonesia akan merugikan perguruan tinggi swasta (PTS) lokal, terutama PTS-PTS kecil.

Ketua Umum APTISI, Budi Djatmiko mengatakan, kehadiran perguruan tinggi asing di dalam negeri akan membuat minat calon mahasiswa untuk berkuliah di PTS, terutama PTS kecil, menjadi menurun.

“Ini lonceng kematian bagi PTS kecil, karena terjadi pergeseran pasar, mahasiswa PTS besar ‘dimakan’ Monash University, lalu PTS tersebut akan ‘memangsa’ mahasiswa dari PTS yang lebih kecil, dan seterusnya,” kata Budi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/12).

Seperti diketahui, Monash University melalui Yayasan Monash University Indonesia akan membuka pusat pembelajaran di gedung GOP 9 kawasan BSD Green Office Park BSD City. Ekspansinya ke Indonesia merupakan ekspansi lanjutan Monash University setelah sebelumnya membuka kampus di Malaysia, Tiongkok, dan India.

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Monash University melalui  keterangan tertulisnya menyebut telah mengantongi surat izin operasi dan status badan hukum resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

Baca Juga: KemenkopUKM dorong perguruan tinggi kembangkan kewirausahaan mahasiswa

Kalau tidak ada aral melintang, Monash University Indonesia akan mulai beroperasi pada Oktober 2021. Monash akan berfokus pada pendidikan tingkat Magister (S2) untuk bidang studi Data Science, Urban Design, Business Innovation dan Public Policy & Management.  

Budi menegaskan, sejatinya pihaknya tidak memiliki sikap anti asing. Hanya saja, pihaknya menilai, perguruan tinggi lokal yang ada pada saat ini masih belum mendapatkan pembinaan yang cukup untuk bersaing dengan perguruan tinggi  asing.

“Binalah dulu PTS (lokal) dengan benar, selanjutnya baru kasih kesempatan untuk ‘cari sparing partner’ dan baru masuk babak kompetisi dengan perguruan tinggi asing, jangan langsung  (PTS lokal) langsung disuruh berantem tapi belum dilatih,” ujar Budi.

Selanjutnya: Kemenag: Tahap I, paket data 50GB mulai disalurkan ke ratusan ribu mahasiswa PTKI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×