kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukan karena daya beli, tapi ini penyebab inflasi pada Oktober 2020


Selasa, 03 November 2020 / 06:30 WIB
Bukan karena daya beli, tapi ini penyebab inflasi pada Oktober 2020

Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Setelah Tiga bulan berturut-turut mengalami penurunan harga (deflasi), Indeks Harga Konsumen (IHK) mulai menunjukkan peningkatan harga (inflasi) pada bulan Oktober 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada bulan Oktober 2020 sebesar 0,07% mom. Sehingga dengan demikian, inflasi tahun kalender atau dari Januari 2020 hingga Oktober 2020 tercatat sebesar 0,95% ytd, dan inflasi secara tahunan sebesar 1,44% yoy.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (indef)Bhima Yudhistira melihat, terjadinya inflasi pada bulan Oktober 2020 bukan berarti daya beli masyarakat sudah mulai meningkat.

“Daya beli masyarakat masih rendah, bisa terlihat dari laju inflasi inti bulan Oktober 2020 yang hanya mencapai 0,04% mom, jauh di bawah inflasi barang bergejolak (volatile food) yang sebesar 0,4% mom,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (2/11).

Baca Juga: Daya beli masyarakat masih rendah di bulan Oktober

Selain itu, adanya liburan panjang pada bulan Oktober 2020 juga tak mampu mendorong inflasi karena masyarakat masih belum optimal untuk bepergian ke luar kota. Ini juga terlihat dari deflasi di sektor jasa transportasi sebesar 0,14% mom dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mencatat inflasi tipis sebesar 0,02% mom.

Dari data tersebut, memang menunjukkan kalau inflasi lebih disebabkan oleh faktor supply bahan makanan yang menyebabkan harga komoditas pangan seperti cabai merah dan bawang merah merangkak naik.

Ketersediaan bahan pangan tersebut dipengaruhi oleh faktor cuaca yang cukup dominan. Apalagi, bulan Oktober 2020 mulai memasuki musim hujan yang instensitasnya tinggi sehingga membuat tanaman tak tahan hujan seperti cabai merah dan bawang merah turun produksinya.

Untuk itu, Bhima mengimbau agar pemerintah lebih memperhatikan ini. Apalagi, ada ancaman badai La Nina sehingag pemerintah harus benar-benar memastikan kalau pasokan pangan terjamin hingga tahun 2021.

Selanjutnya: Akhirnya, Indonesia kembali inflasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×