kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini cara bank BUKU II dan III berburu dana murah pada tahun 2021


Sabtu, 06 Februari 2021 / 12:00 WIB
Begini cara bank BUKU II dan III berburu dana murah pada tahun 2021

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan mengalami pertumbuhan cukup tinggi tahun lalu. Pertumbuhan tersebut tidak hanya ditorehkan oleh bank-bank besar, namun bank kecil dan menengah juga mencatatkan hal serupa. 

Namun jika dibedah lebih dalam, pertumbuhan dana bank kecil dan menengah masih ditopang oleh kenaikan dana mahal. Apalagi porsi dana di kelompok bank ini memang masih didominasi deposito. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, DPK perbankan tercatat tumbuh 11,3% per November 2020. 

DPK Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III tercatat naik 4,4%, BUKU II tumbuh 8,2%,  sedangkan BUKU I turun 57,4% seiring dengan berkurangnya jumlah bank di kelompok ini karena naik kelas. 

Baca Juga: AAUI: Bila tidak jual PAYDI, asuransi umum bisa mati setelah penerapan IFRS 17

Rasio dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) bank BUKU III ada di level 44,9% pada periode tersebut, sedikit naik dari periode November 2019 yakni 43,9%. CASA bank BUKU II turun dari 46,9% ke 46,1%. Adapun rasio dana murah bank BUKU I mencapai 42,04%.

Sejumlah bank menengah bakal berupaya untuk mendorong agar porsi dana murahnya semakin meningkat. Contohnya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Tahun lalu, porsi CASA bank ini turun ke level 41% dari 43% tahun sebelumnya. Tahun 2021 ini, BTN menargetkan porsi dana murah naik ke kisaran 43%-44%.

Direktur Distribution & Retail Funding Bank BTN Jasmin menjelaskan, penurunan porsi CASA tahun lalu disebabkan oleh pertumbuhan DPK perseroan yang cukup tinggi mencapai 23,84% ke Rp 279 triliun. Secara nominal, jumlah dana murah bank ini masih meningkat dari Rp 97 triliun ke Rp 114 triliun. 

Baca Juga: Sepanjang 2020, Investree restrukturisasi pinjaman UKM sebesar Rp 9,86 miliar

Agar biaya dana turun di tengah penurunan porsi CASA itu, BTN membenahi tabungan yang memiliki bunga mahal. "Bunga tabungan kami turunkan dan kami memfokuskan agar bagaimana tabungan dipakai sebagai tempat transaksi," jelas Jasmin pada KONTAN, Jumat (5/2).

BTN terus bertransformasi agar semakin dikenal sebagai bank tabungan, bukan hanya sebagai bank spesialis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) saja. Salah satu strateginya adalah dengan melakukan pengembangan fitur-fitur baru pada layanan mobile banking dan internet banking.



TERBARU

×