kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stok beras Bulog sudah mencapai 1 juta ton


Senin, 29 Maret 2021 / 06:15 WIB
Stok beras Bulog sudah mencapai 1 juta ton

Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengungkap stok beras nasional yang dimiliki Bulog telah mencapai 1 juta ton hingga hari ini. Stok tersebut merupakan batas aman cadangan beras pemerintah (CBP).

"Setelah berminggu-minggu semua direksi Bulog turun ke sawah untuk memantau dan memastikan penyerapan produksi petani dalam negeri, per hari ini stok beras Bulog sudah tembus satu juta ton”, kata Budi Waseso dalam keterangan tertulis, Minggu (28/3).

Budi pun mengatakan, realisasi penyerapan beras Bulog hingga akhir Maret tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Pasalnya, sampai 26 Maret, Bulog sudah menyerap lebih dari 180.000 ton setara beras, yang didapatkan dari seluruh wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Harga pangan tinggi, Ikappi: Antisipasi pemerintah terhadap pangan lemah

Menurut Budi, serapan rata-rata harian Bulog pun mencapai 10,000 ton per hari, dan jumlah ini akan cenderung meningkat dalam beberapa minggu ke depan. Adapun, Budi mempertanyakan apa indikator berbagai pihak yang menganggap Bulog tidak mampu melakukan penyerapan beras dengan baik. 

“Yang menganggap Bulog tidak mampu melakukan penyerapan itu apa indikatornya? Mari bicara pakai data dan menggunakan pola berpikir system thinking bukan fatalistis. Jadi melihat suatu persoalan itu harus secara menyeluruh dan saling terkait. Jangan jumping conclusion,” kata Budi.

Sementara itu, impor beras telah menjadi polemik dalam beberapa waktu terakhir. Presiden Joko Widodo pun sudah menegaskan tidak akan ada beras impor yang akan masuk ke Indonesia hingga Juni 2021. Menanggapi hal ini, Budi pun memastikan Bulog siap melaksanakan tugas yang diberikan pemerintah kepada Bulog.

Selanjutnya: Petani desak pemerintah revisi HPP gabah dan beras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×