kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah beras, kini pemerintah berikan izin impor daging 100.000 ton


Senin, 08 Maret 2021 / 06:50 WIB
Setelah beras, kini pemerintah berikan izin impor daging 100.000 ton

Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Pemerintah telah mengeluarkan izin impor daging sebanyak 100.000 ton. Hal itu dilakukan untuk menjaga harga pangan pada puasa dan lebaran tahun 2021 ini. Impor daging akan terbagi menjadi dua jenis yakni daging kerbau dan daging sapi.

"Sudah (dikeluarkan izin), 80.000 ton daging kerbau dan 20.000 ton daging sapi dari Brazil," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Musdhalifah Machmud saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/3).

Impor akan dilakukan dengan skema penugasan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Antara lain adalah Perum Bulog dan PT Berdikari (Persero) yang akan melakukan impor. "Sesuai regulasi Bulog untuk daging kerbau dan Berdikari untuk daging sapi," terang Musdhalifah.

Sebelumnya Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi telah menjelaskan stok daging saat ini. Agung menyebut perkiraan produksi daging hingga Mei 2021 sebanyak 148.553 ton.

Baca Juga: Jelang bulan puasa, Ikappi minta pemerintah perkuat produksi bahan pangan

Berdasarkan angka tersebut kebutuhan daging dan kerbau mencapai 277.702 ton pada periode yang sama. Oleh karena itu dibutuhkan penambahan stok melalui impor.

"Daging sapi dan kerbau kalau kita melihat dari stock kemudian kemungkinan produksi kalau kita breakdown per bulan ini memang importasinya harus sudah mulai masuk," jelas Agung.

Sebelumnya BKP Kementan memperkirakan kebutuhan impor sebesar 154.398 ton. Selama bulan puasa dan lebaran nanti diperkirakan ada lonjakan konsumis.

Meski begitu dalam kondisi pandemi virus corona (Covid-19) kenaikan konsumsi diyakini tak terlalu tinggi. Pada tahun 2020 lalu pun diperkirakan kenaikan tak lebih dari 20%. "Ini juga kita asumsikan antara 20% sampai 30% pada bulan April dan Mei," ungkap Agung.

Selanjutnya: Jumlah serapan beras Bulog hingga akhir Februari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×