kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah ketegangan dengan China, Filipina dan Amerika gelar latihan militer


Senin, 12 April 2021 / 19:05 WIB
Di tengah ketegangan dengan China, Filipina dan Amerika gelar latihan militer

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MANILA. Tentara Filipina dan Amerika Serikat melakukan latihan militer bersama selama dua minggu mulai Senin (12 April), melanjutkan acara pelatihan tahunan setelah pembatalan tahun lalu karena pandemi Covid-19.

Rencana latihan militer itu muncul setelah menteri pertahanan kedua negara mengadakan panggilan telepon untuk membahas acara tersebut, situasi di Laut China Selatan, dan perkembangan keamanan regional baru-baru ini.

Tidak seperti latihan sebelumnya, latihan militer Balikatan tahun ini untuk menguji kesiapan militer Filipina dan AS dalam menanggapi ancaman, seperti bencana alam dan serangan ekstremis militan, akan diperkecil.

Hanya 1.700 tentara, terdiri dari 700 pasukan Amerika Serikat dan 1.000 personel Filipina, yang akan berpartisipasi, tidak seperti latihan sebelumnya yang melibatkan 7.600 tentara, Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan.

“Akan ada kontak fisik tapi minimal,” ujarnya, Minggu (11 April), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Kian panas! AS peringatkan China yang semakin agresif terhadap Filipina dan Taiwan

Filipina telah memprotes kehadiran kapal-kapal China di dalam zona ekonomi eksklusif mereka di Whitsun Reef di Laut China Selatan. Dan, sudah berulang kali meminta China untuk memindahkan kapal-kapal itu.

Namun, para diplomat China mengatakan, kapal-kapal penangkap ikan itu hanya berlindung dari laut yang ganas dan tidak ada milisi di dalamnya.

Dalam panggilan telepon pada Minggu dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menegaskan kembali pentingnya Visiting Forces Agreement (VFA) antara kedua negara.

Lorenzana berkomitmen untuk membahas masalah tersebut dengan Presiden Rodrigo Duterte.

Duterte tahun lalu secara sepihak membatalkan VFA yang berusia dua dekade dalam tanggapan yang marah setelah AS menolak visanya. Perjanjian tersebut memberikan kerangka hukum, di mana pasukan AS dapat beroperasi secara bergilir di Filipina.

Selanjutnya: Hadapi China, Filipina buka semua opsi termasuk minta bantuan Amerika Serikat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×